Friday 9 December 2011

Surat Cinta Bapa

Kata-kata yang akan engkau baca ini adalah BENAR.
kata itu akan merubah hidupmu jika engkau mengijinkannya
Karena kata itu datang dari Tuhan sendiri.
                  Dia mengasihimu
Dan Dia adalah Bapa yang engkau cari selama ini
Dan ini lah surat cintaNya.

        Anakku,
Engkau mungkin tidak mengenal Aku,tapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu (Mzm 139:1)
Aku tahu kalau engkau sedang duduk atau berdiri (mzm 139:2)
Aku mengerti segala jalanmu(Mzm 139:3)
Setiap helai rambutmu , terhitung semuanya (Mat 10:29-31)
karena engkau diciptakan menurut gambar dan rupaKu (Kej 1:27)

Di dalamKu engkau hidup, engkau bergerak, dan engkau ada.Sebab engkau ini adalah anakKu  (Kis 17:28)
Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan (Yer 1:4-50
Aku memilih engkau darisemula sebelum Aku menciptakan segalanya (Ef 1:11-12)
Engkau ada bukan karena suatu kesalahan. karena hari-harimu ada tertulis dalam kitabKu (Mzm 139:15-16)


Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiranmu (Kis 17:26)
Kejadianmu dahsyat dan ajaib (Mzm 139:14)

Seriingkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku (Yoh 8:41-44)
Aku tidak berada di tempat jauh dan murka  tetapi Aku adalah kasih yang sempurna(1 Yoh 4:16)

Dan adalah kerinduanKu untuk mengaruniakan kasihKU untukmu,semua itu karena engkau adalah anakKu dan Aku Bapamu (1 Yoh 3:14)

AKu memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu didunia. (Mat 7:11)
Karena Aku adalah Bapamu di surga yang adalah sempurna (Mat 5:48)

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna engkau terima dari tanganKu (Yak  1:17)
Karena Akulah pemeliharamu dan Aku memberi semua yang Engkau perlukan (Mat 6:31-33)
RancanganKu yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan (Yer 20:11)
Karena aku mengasihi Engkau dengan kasih yang kekal (Yer 31:3)
PikiranKu terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai (Mzm 139: 17-18)

Dan Kau bergirang karena Engkau dengan sukacita dan bersorak sorai (Zefanya 3:17)
Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu (Yer32:40)
Karena engkaulah harta kesayanganKu (Kel 19:15)

Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan hatiKu dan jiwaKu (Yer33:3)

Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu ,engkau akan menemukan Aku (Ul 4:29)
BErgembiralah karena Aku,maka AKu akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu (Mzm 39:4)
Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaan (2 Kor 1:3-4)
Ketika engkau patah hati ,Aku berada dekat kepadamu
Seperti seorang gembla menggemblakan dombanya,Aku membawa engkau dekat ke hatikU (Yes 40: 11)

Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari mataMu (Wah 21:3-4)



Akulah Bapamu dan Aku mengasihi engaku seperti Aku mengasihi puteraKU Yesus (Yoh 17:23)
KAreNA DI DALAM YESUS ,kasihKu kepadaMu dinyatakan (Yoh 17:26)
Dialah gambar wujud dari keberadaanKu (Ibr 1:3)
Ia datang intuk menyatakn bahwa Aku dipihakmu (Rom 8:33) bukan untuk melawanmu
Dan untuk membritahumu bahwa Aku tidak memperhitungkan dosamu (2 Kor 5:18-19)

Yesus mati supaya engkau dan AKu dapat diperdamaikan.KematianNya adalah pernyataan terbesar  dari kasihKU  untukMu ( 1 Yoh 4:10)
AKu menganugerahi semua yang AKu sayangi supaya Aku mendapat kasihmu (Rom 8:32)

Jika engkau menerima anakKu Yesus,engkau juga menerima Aku (1 yoh 2: 23)
Dan tidak ada lagi yang memisahkan Engkau dari kasihKu (Rom 8: 38-39)
KEmbalilah dan AKu akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di surga (Luk 15:7)


PertanyaanKu adalah ,

Maukah engkau menjadi AnakKu? (Yoh 1:12-13)

Aku menantikan Engkau (Luk 15:11-32)




                                                                                                                  Dengan Kasih,

                                                                                                      Bapa yang  Maha Kuasa

ILUSTRASI KRISTEN-Bapa, Engkau Sungguh Baik

Ini hanyalah sbuah ilustrasi indah.

Seorang pengusaha setiap hari berangkat dan pulang kerja dgn mengendarai kapal ferri.
Pada suatu hari,ia memperhatikan seorang penumpang baru yakni seorang anak laki2 yg membawa sebuah kotak semir sepatu.

Pengusaha itu berbicara kpd anak itu dgn ramah dan membayarnya setelah sepatunya dibersihkan.Sejak saat itu kpan saja pengusaha itu naik kapal,anak itu selalu mendekatinya dgn senyuman bahagia.Ia menawarkan diri untuk membawakan tasnya,mengikatkan pakaiannya dan membersihkan sepatunya tanpa mengharap upah.

Seminggu kmudian pngusaha tdi bertanya “Apa yang membuat kau tertarik melakukan semuanya ini?”
“Pak”,jawabnya, “pertama kali bapak berjumpa dgn saya,bapak memanggil saya 'anakku'.Sebelumnya saya berfikir bahwa tdk seorangpun yang memiliki saya,krn orang tua saya sudah tiada.Tp,ktika saya berjumpa bapak,bapak begitu baik dan selalu memanggl 'anakku'.
Salahkah jika Aku jg berlaku sbg anakmu??

Pengusaha td tersentuh hatinya.“Tinggallah bersamaku dan aku angkat kau sebagai anakku sendiri”


Saudara,demikian jg kita semua,seharusnya kita semua terbuang,tetapi ada seorang yg memperhatikan kita dan selalu memanggil kita sbg Bapa yang rindu dgn anaknya.
Dia yg menganggap kita anaknya dan selalu mencari kita,tp kita menolak 'lamaranNya'.
Siapalah kita hingga menolakNya?


”Dan Aku akan menjadi Bapamu dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan.“(2 Kor 6:18)

Thursday 1 December 2011

Ilustrasi Kristen

Seorang yang baru belajar berenang menyangka bahwa tempat yg diterjuninya adalah dangkal.Ternyata ia salah.Ia tdk dapat menjejakkan kakinya ke dasar kolam karena dalamnya,sehinggawia berteriak2 minta tolong.

Datanglah org pertama mewbawa buku teori berenang dan melemparkannya kepada org yg hampir tenggelam dan berkata,"Bacalah buku teori berenang ini dan kamu akan selamat"

Datanglah org ke dua dgn membawa pelampung dan melemparkannya ke tengah kolam sementara org yg tenggelam sudah kehabisan napas.Ia berteriak keras, "Itu pelampung disebelahmu, raihlah tentu kamu akan selamat"

Sementara itu bnyak org lain hanya berteriak-teriak saja,tetapi tdk melakukan sesuatu.

Kemudian datanglah org ke tiga. Tanpa menghiraukan org lain,ia langsung menceburkan diri menyelam ke dasar,mengangkat org yg celaka itu,dan membawanya ke pinggir kolam.Dan selamatlah org yg celaka td.------------------

Siapakah diantara ketiga org tersebut yg patut disebut Juruselamat?

Bnyak agama dan "penyelamat" yang menawarkan jalan ketika kita dalam kesusahan dan pencarian kebenaran.
Ada yg mengatakan "terimalah agama kami,cukup katakan ini dan ikutilah kitab kami ya adalah sempurna maka kamu akan selamat"

Tetapi,Ia,Yesus turun langsung ke bumi dan menolong kita dgn mempertaruhkan nyawaNya.Ia menjangkau kedalaman hati kita dan memperbaikinya.

Apakah ada penyelamat yg seperti Yesus ditawarkan agama lain?


Kis 4:12-Dan keselamatan tidak ada di dala m siapapun juga,selain di Dalam Dia.

Tuhan memberkati anda ketika membaca ini.+:-)

Siraman Rohani Kristen

Pada saat pertama mobil dirancang,ada seorang laki2 yg sedang mengendarai mobil FORD.Ditengah jalan mesin tiba2 rusak.Dia memperbaiki businya dan mencoba memperbaiki bagian mesin yg lain,tetap tak mau hidup.

Sbentar kemudian sbuah mobil berhenti di depannya.Seorang laki2 yg penuh semangat melangkah keluar dari mobilnya dan menawarkan bantuan.Sesudah memeriksa di bawah kap mesin beberapa lama,org itu berkata ‘sekarang cobalah’.Seketika itu mesin menjadi hidup.

Orang yg membetulkan mesin td memperkenalkan dirinya,"Saya Henry Ford", sayalah yg merancang dan membuat mobil2 ini maka saya tahu apa yg harus saya lakukan ketika terjadi sesuatu yg tdk beres.---------------------------------------
Tuhan adalah pencipta kita,maka Dia tahu juga bagaimana memperbaikinya.Dengan penuh keyakinan,serahkanlah diri kita kepadaNya jika kita dalam persoalan,kebingungan,kekecewaan,dan lain2

"Selidikilah aku ya Allah,dan kenallah hatiku,ujilah aku dan kenallah pikiranku,lihatlah,apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal" (Maz 139:23,24)

Yesus memberkati

Kisah Haru

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan paling kumuh di seluruh kota. Ada sebuah kisah natal yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, melainkan dibawa oleh bekas suaminya dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada di kantong. Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun.

Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.

Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka mengaso di bawah atap toko itu, sang suami berkata: ‘Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur di sini.’

Setelah mencium bayinya ia pergi.

Dan ia tidak pernah kembali.....

Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika.

Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suaminya, dan bila malam tidur di emperan toko itu. Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu, orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya.

Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan ke-hidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja. Masalahnya adalah dimana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita?

Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka. Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula. Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak di tempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita." kata Mamanya penuh harap.

Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati didalamnya, disebelahnya ia meletakkan sepotong roti, kemudian, dengan mata basah ibu menuju ke pabrik sepatu, dimana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.

Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota. Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah di pusat kota.

Disitu gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun. Mereka memberi nama anak gadis itu Serafonna, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat.

Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano. Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.

Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya, dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat.






Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

Setahun setelah perkawinan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu.

Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri.

Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam. Sesuatu di telinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu.

Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahony. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi. Tapi diantara benda-benda mewah itu sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni.

Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, dimana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya.

Serrafona menaruh anting-anting itu di dekat foto. Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang. Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali.

Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya, misalnya: kenapa jenis wajahnya dan wajah kedua orang tuanya berbeda, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.

Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat dibenaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Matanya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: “Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkin ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun.”

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian di seluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah.

Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencaharian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik.

Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad. Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.

Saat itu waktu sudah memasuki masa Natal. Seluruh negeri bersiap untuk menyambut hari kelahiran Kristus, dan bahkan untuk kasus Serrafonapun orang tidak lagi menaruh perhatian utama.

Melihat pohon-pohon terang mulai menyala disana-sini, mendengar lagu-lagu natal mulai dimainkan di tempat-tempat umum, Serrafona menjadi amat sedih. Pagi siang dan sore ia berdoa: “Tuhan, saya bukannya tidak berniat merayakan hari lahirmu, tapi ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya.”

Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.

Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separuh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu. Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya.

Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik. Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu.

Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. “Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi.”







Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, di pinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu dua anak kecil tanpa baju bermain-main di tepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi ke jalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi ke jalanan berikutnya yang lebih kecil lagi. Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan.

Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. "Cepat, Serrafonna, mama menunggumu, sayang.
Ia mulai berdoa: "Tuhan beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja."

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia makin gentar & berdoa lagi: "Tuhan beri saya sebulan saja."

Mobil berbelok lagi ke jalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka.

Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan."

Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.
Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan di tengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis-pengemis yang keheranan, bergabung dengan rekan-rekan mereka yang sejak tadi sudah memenuhi tempat itu.

“Belum bergerak dari tadi.” Lapor salah seorang

Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk tetap sadar. Perlahan ia turun. Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya yg tergolek lemah itu.

“Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu.” teriak Geraldo.

Serrafona memandang tembok di hadapannya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.





"Tuhan...", Serafonna  meminta dengan seluruh jiwa raganya, "...beri kami sehari, Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberinya tahu bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia. Jadi mama tahu bahwa ia tidak menyia-nyiakan saya."

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu ke dadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah yang penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.

"Mama…." ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam - antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas meninggalkan raganya.

Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam.

Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

“Mama. Saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu…. Mama….”

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi & menjerit kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan…. satu jam saja, Tuhan….. satu jam saja…."

Tapi dada mamanya yang didengarnya kini sunyi......

Sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu.

Hanya senyum di jasad mamanya,
yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia..…









**Apa Pendapatmu dengan Kisah ini???